Angka kematian ibu melahirkan mencapai 189 per 100 ribu kelahiran hidup, angka ini membuat Indonesia menempati peringkat kedua tertinggi di ASEAN dalam hal kematian ibu jauh lebih tinggi daripada Malaysia, Brunei, Thailand dan Vietnam yang sudah dibawah 100 per 100 ribu kelahiran hidup. Untuk mencegah kematian ibu dan bayi Kemenkes melaksanakan Sosialisasi Penguatan PKK dan Mitra dalam Deteksi Dini Resiko Tinggi Kehamilan dalam Mendukung Transformasi Layanan Primer pada hari Rabu tanggal 21 Agustus 2024 di RM Notosuman Ngawi nara sumber dr. Mochammad Hud Suhargono SpOG K dengan strategi utama yaitu :
- Masa sebelum hamil, ibu sehat sebelu menikah sangat mempengaruhi kehamilan dan bayi yang akan dilahirkan
- Masa kehamilan, perawatan selama ibu hamil untuk menjaga kesehatan ibu serta calon bayi dengan rutin pemeriksaan setiap bulan dan melaksanakan USG minimal 1 kali untuk tri semester 1, 2 kali untuk tri semester 2 dan 3 kali untuk tri semester 3, serta rutin konsumsi tablet tambah darah serta konsumsi buah-buahan, sayuran dan makanan bergizi
- Masa persalinan dan bayi baru lahir, program proaktif berbasis masyarakat dengan melakukan upaya proaktif dan preventif yang dilakukan kader dan petugas kesehatan di layanan posyandu primer memastikan ibu hamil mendapatkan pelayanan yang berkualitas, penemuan kasus yang beresiko tinggi dan pengenalan awal tanda bahaya, merujuk disaat yang tepat ke layanan kesehatan jika terjadi permasalahan pada saat kelahiran
- Masa pasca persalinan merupakan saat paling membutuhkan perhatian kader dan petugas kesehatan jika terjadi bufas (ibu nifas) mengalami pendarahan untuk segera melakukan rujukan ke layanan kesehatan untuk menghindari penurunan daya tahan tubuh.
Posyandu primer merupakan garda terdepan dalam upaya pencegahan kematian ibu melahirkan. Dengan meningkatkan kualitas pelayanan, memperluas akses, dan melibatkan partisipasi masyarakat, Posyandu dapat menjadi solusi yang efektif dalam mewujudkan Indonesia yang bebas dari kematian ibu melahirkan.